Manusia Tanpa Detak Jantung

Billy Cohn dan Bud Frazier sibuk mengamati 38 anak sapi yang telah dicangkokkan jantung buatan. Dua peneliti dari Texas Heart Institute itu memang melakukan uji coba mesin ciptaannya. Uniknya, mesin itu tidak berdetak seperti layaknya jantung.

Salah satu anak sapi berusia delapan bulan dengan kulit kecoklatan bernama Abigail. Jantung Abigail diganticangkokan dengan dua pompa sentrifugal. “Jika Anda mendengarkan jantung hewan ini dengan stetoskop, detak jantung tak akan terdengar,” ujar Cohn pekan lalu. “Nadinya juga tidak berdenyut.”Rupanya, rotor berputar menggantikan kerja jantung Abigail sebagai pemompa darah ke seluruh bagian tubuh. Menggunakan alat pengukur kehidupan mana pun, kata Cohn, Abigail akan disebut tidak bernyawa. “Namun, sekarang Anda bisa melihat dia bergerak lincah, gembira, dan menjilati tangan saya.”

Selain Abigail, ada 37 anak sapi lain yang jadi kelinci percobaan dan ternyata berhasil. Dua peneliti tersebut yakin dan akan mencobakan peralatannya kepada manusia. Mereka memilih Craig Lewis, pasien amyloidosis yang sekarat pada usianya yang ke-55 tahun. Penyakit ini berasal dari kelebihan protein yang membuat fungsi organ-organ Lewis terhambat. Pada kasus Lewis, seluruh jantung mengalami kerusakan hebat. Dokter yang mengawasi perkembangan pasien ini menyebutkan hidupnya hanya tinggal tersisa 12 jam. Saat itulah Linda, istri Lewis, memilih pemakaian jantung buatan. “Lewis ingin hidup dan kami tak ingin kehilangan dia,” kata Linda.

Jantung buatan pun dipersiapkan untuk menggantikan jantung milik Lewis. Material jantung ini terbuat dari dacron di sisi terdalam dan silikon di sisi terluar. Di antara kedua lapisan tersebut, terdapat material fiberglass. Cohn dan Frazier memasang alat bantu pompa yang terdiri atas bilah rotor yang berputar laksana sekrup, menarik darah agar mengalir tanpa henti. Jantung ini berbunyi stabil, ujar Linda, dan sangat menakjubkan. “Namun, tak ada detak.” Menurut dokter yang mengawasi Lewis, aliran tanpa henti akan membuat jantung buatan ini bertahan lebih lama dan menyebabkan masalah yang lebih sedikit. Sebab, setiap sisi hanya memiliki satu gerakan, yaitu rotor berputar.

Meski sudah terbukti bisa menopang hidup pasien, Cohn mengaku tetap butuh waktu untuk meyakinkan manusia bisa hidup tanpa detak jantung. Selama ini, penelitian terfokus pada pembuatan jantung yang berdetak, meniru apa yang terjadi pada serangga, ikan, reptil, dan seluruh mamalia. “Pikiran manusia selalu terarah pada jantung yang berdetak,” ujar Cohn. Padahal, dia melanjutkan, organ lain tidak akan terpengaruh jika detak tersebut dihilangkan.

Setelah pencangkokan jantung, Lewis bisa bangkit dan pulih. Ia juga bisa berbicara dan duduk tegak di atas kursi. Lewis melanjutkan sisa hidupnya selama satu bulan tanpa detak jantung. Lewis akhirnya meninggal pada April lalu akibat penyakit lainnya. Menurut tim dokter, mesin pemompa darah yang berada di dalam tubuh pasien bekerja tanpa masalah.

Sementara Cohn dan Frazier mampu menerapkan jantung buatan ini kepada Lewis, banyak perusahaan biomedis dunia terus menyempurnakan jantung buatan yang berdetak. Cohn bersimpati atas upaya ini. Namun, ia mengatakan upaya ini akan segera ketinggalan zaman. Sama halnya dengan upaya manusia untuk terbang, kata Cohn, pertama kita berusaha menciptakan sayap yang mengepak seperti pada burung, kupu-kupu, dan nyamuk. “Namun, rekayasa memperlihatkan sayap tetap (fixed wing) juga bisa terbang.”


Source : http://arenaphoto.blogspot.com/

0 Response to "Manusia Tanpa Detak Jantung"

Post a Comment

ngoceh boleh no spam okey...